PENGAKUAN LIABILITAS
PENGAKUAN LIABILITAS
Utang didefinisikan sebagai
kewajiban ekonomis yang diakibatkan oleh manfaat yang diterima dimasa lalu yang
jumlah dan manfaatnya diketahui dengan kepastian yang wajar. Utang mencakup
kewajiban pada konsumen yang sudah membayar uang muka untuk produk atau jasa;
komitmen pada publik dan pihak yang menyediakan pendanaan utang; kewajiban pada
pemerintah untuk membayar pajak; komitmen pada karyawan untuk membayar gaji dan
manfaat pensiun; dan kewajiban dari pengadilan, pemerintah atau lingkungan
untuk membayar sejumlah denda.
DISTORSI LIABILITAS
Utang biasanya cenderung menjadi
rendah pada saat perusahaan mempunyai komitmen penting yang sulit untuk dinilai
sehingga tidak dimasukkan sebagai utang untuk kepentingan laporang keuangan
perusahaan. Merendahkan utang biasanya juga terjadi saat manajer mempunyai
insentif untuk menyatakan posisi keuagan yang lebih tinggi dari yang sebenernya
atau untuk menggelembungkan laba yang di laporkan. Analisis akuntansi
melibatkan perkiraan guna menetukan apakah manajer merendahkan utangnya dan
jika perlu, menyesuaikan neraca (laporan posisi keuangan) dan laporan laba
ruginya. Merendahkan utang yang dilaporkan biasanya terjadi pada kondisi
sebagai berikut:
·
Pendapatan yang di tangguhkan direndahkan melalui pengakuan
pendapatan yang agresif.
·
Biaya provisi direndahkan.
·
Pinjaman dari diskonto piutang dagang di luar
neraca(laporan posisi keuangan)
·
Utang tidak lancar pada transaksi sewa di luar neraca
(laporan posisi keuangan)
·
Kewajiban pensiun tidak sepenuhnya dicatat.
Contoh merendahkan liabilitas yang dilaporkan
·
Merendahkan
pendapatan yang ditangguhkan
Jika kas
sudah diterima namun produk atau jasa belum disediakan, timbullah yang namanya
utang (biasanya disebut sebagai pendapat yang ditangguhkan). Utang ini merefleksikan
komitmen perusahaan untuk menyediakan produk atau jasa pada konsumen dan hilang
saat komitmen terpenuhi. Perusahaan yang mengakui pendapatan secara prematur,
setelah menerima kas namun sebelum menyediakan produk atau jasa pada konsumen,
berarti telah merendahkan utang pendapatan ditangguhkan dan meninggikan
labanya. Perusahaan yang membendel kontrak jasa pada penjualan suatu produk
cenderung akan merendahkan utang pendapatan ditangguhkan karena memisahkan
harga produk dengan harga jasa bersifat subjektif.
·
Merendahkan
biaya provisi
Banyak
perusahaan mempunyai kewajiban yang mengakibatkan arus kas atau sumber dayanya
keluar di masa mendatang namun jumlah pastinya sulit untuk diketahui. Contoh
ketidakpastian utang adalah utang yang timbul dari kewajiban untuk membersihkan
pencemaran dilingkungan produksi atau memberikan garansi pada produk yang sudah
terjual. Standar internsional akuntansi menyarankan prusahaan guna mencatat
provisi-utang nonfinansial-pada laporan posisi keuangannya untuk utang yang tidak
pasti saat:
1. Sangat
mungkin kewajiban tersebut mengakibatkan adanya arus kas keluar dimasa
mendatang.
2. Perusahaan
memiliki sedikit diskresi atau bahkan tidak memiliki diskresi untuk menghindari
kewajiban tersebut.
3. Perusahaan
dapat membuat estimasi jumlah kewajiabn yang reliable.
Saat utang yang tidak pasti memenuhi kriteria tersebut untuk diakui,
perusahaan mengungkapkan utang tersebut hanya di catatan atas laporan keuangan
sebagai utang kntijensi.
Diskonto piutang dagang di luar neraca (laporan posisi keuangan)
Piutang dagang yang didiskontokan
pada instusi keuangan dianggap dijual jika penjual mnyerahkan pengendalian atas
piutang dagang tersebut kepembelinya. Namun jika penjualan tersebut memberi hak
pada pembeli untuk mengajukan syarat saat piutang dagang tersebut gagal tagih
maka penjual yang harus tetap menanggung resiko piutang dagang tersebut.
Meramalkan gagal tagih maupun pembiayaan kembali melibatkan perkiraan manajemen
sehingga penting bagi analis untuk mengevaluasi estimasi perusahaan atas kemungkinan
gagal tagih dan komitmen yang melekat pada piutang dagang yang didiskontokan.
Liablitas tidak lancar dari sewa diluar neraca (laporan posisi keuangan)
Diskusi di awal bab ini menyebutkan
jika aset dan utang sewa beli yang pentng bagi perusahaan bisa tidak dicatat
pada laporan posisi keuangan jika perusahaan membuat transaksi sewa tampak
seperti sewa operasional. Perusahaan yang “menumbuhkan” transaksi guna
menghindari menunjukan aset dan kewajiban sewa pada laporan keuangannya akan
memiliki neraca (laporan posisi keuangan) yang sangat berbeda dengan perusahaan
yang menunjukan kondisi ekonomi sebenernya dengan cara sewa pembiayaan atau
meminjam dari bank guna membeli aset yang ekuivalen. Pada perusahaan yang
memilih untuk membuat transaksi sewanya agar tampak seperti sewa operasional,
analisis dapat menyatakan kembali transaksi sewa sebagai sewa pembiayaan
seperti yang teah didiskusikan pada bagian distorsi aset sebelumnya.
Kewajiban manfaat pensiun yang tidak dicatat secara penuh
Beberapa perusahaan berkomitmen
untuk menyediakan manfaaat pensiun dan manfaat lainnya seperti asuransi
kesehatan bagi karyawannya. Standar akuntansi internasional meminta manajer
untuk mengestimasi dan melaporkan nilai sekarang komitmen yang sudah diperoleh
karyawan selama merek bekerja untuk perusahaan. Kewajiban ini diimbangi dengan
komitmen perusahaan atas aset yang akan digunakan untuk membiayai manfaat di
masa mendatang. Jika dana pada sisi rencana manfaat pensiun lebih besar (kurang
dari) komitmen aset maka rencana tersebut didanai berlebih (kurang dana).
Standar akuntansi internasional meminta perusahaan mengestimasi nilai komitmen
pensiun yang disebut sebagai utang manfaat pensiun dan dihitung sebagai nilai
sekarang pembayaran yang diekpetasi terjadi dimasa depan berdasarkan rencana
pensiun perusahaan. Utang pada rencana pensiun merupakan nilai uang sekarang
dari komitmen yang direncanakan dengan memperhatikan kenaikan tingkat upah dan
gaji dimasa datang. Pada manfaat lainnya seperti asuransi kesehatan, utang
perusahaan dihitung sebagai nilai manfaat dimasa mendatang bagi karyawan dan
ahli warisnya.
Comments
Post a Comment